› Kelompok Kerja Pendidikan G-20 yang dipimpin Kemendikbudristek membahas perlunya sistem pendidikan berubah secara mendasar untuk menyiapkan masa depan generasi muda dunia yang tangguh dan relevan. Oleh ESTER LINCE NAPITUPULU 5 menit baca DOKUMENTASI KEMDIKBUDRISTEKSsuasana pertemuan pertama Kelompok Kerja Pendidikan G-20 yang dipimpin Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia di Yogyakarta pada 16-18 Maret 2022 secara luring dan daring. Kelompok kerja pada hari pertama membahas pendidikan berkualitas untuk semua dan pemanfaatan teknologi KOMPAS – Pandemi Covid-19 mendisrupsi sistem pendidikan secara global, memengaruhi ratusan juta anak di seluruh dunia. Karena itu, sistem pendidikan harus diubah secara mendasar untuk membuat pembelajaran menjadi semakin relevan dengan tantangan pada abad ke-21.”Karena kesejahteraan masa depan kita bergantung pada anak-anak kita, bersama-sama kita harus membawa perubahan mendasar dalam sistem pendidikan,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim dalam pertemuan pertama Kelompok Kerja Pendidikan G-20 kepada semua delegasi yang hadir secara daring ataupun luring dari Yogyakarta pada 16-18 Maret 2022. Nadiem memaparkan, selama ini semua pihak belum berupaya maksimal. Cara hidup manusia belum cukup berkelanjutan, belum cukup tangguh, serta belum cukup berkeadilan untuk menghadapi tantangan berikutnya di masa depan, mulai dari kesehatan pribadi sampai kesehatan publik, hubungan manusia dengan alam, dan cara orang dewasa mendidik anak-anak.”Kita semua harus bertindak lebih nyata. Pandemi Covid-19 telah membawa momen refleksi kepada berbagai pihak mengenai tantangan sistem pendidikan yang dihadapi dunia saat ini,” kata juga Memulihkan Pendidikan Bersama untuk Atasi ”Learning Loss”Pada hari pertama, fokus agenda prioritas yang dibahas dalam pertemuan itu di antaranya pendidikan berkualitas untuk semua dan teknologi digital dalam pendidikan. Pertemuan tersebut dibuka oleh Iwan Syahril, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, yang merupakan Chair of G-20 Education Working Group EdWG. Selama tiga hari, pertemuan ini dihadiri 27 delegasi secara luring dan 64 delegasi secara hari pertama dihadiri 27 delegasi secara luring, yakni dari Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, Perancis, Singapura, Spanyol, Uni Emirat Arab, Bank Dunia, UNESCO, dan Unicef. Sebanyak 64 delegasi dari Amerika Serikat, Belanda, Inggris Raya, India, Italia, Jepang, Jerman, Kamboja sebagai Ketua ASEAN, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Turki, Uni Eropa, dan OECD hadir secara daring.”Pertemuan G-20 EdWG 2022 yang berlangsung selama beberapa hari ke depan menandai salah satu tonggak penting kita menuju hari esok yang lebih baik. Dengan semangat gotong royong, mari kita wujudkan tema ’Recover Together, Recover Stronger’ menjadi tindakan nyata yang bermakna untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada setiap anak di setiap negara, untuk masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan,” kata royong globalMenurut Nadiem, Indonesia akan mengambil kesempatan untuk melanjutkan presidensi G-20 dengan memperkuat kolaborasi demi mewujudkan masa depan pasca-Covid-19 yang lebih adil, tangguh, dan berkelanjutan. Indonesia sangat menjunjung tinggi prinsip kolaborasi. Sejarah Indonesia kental dengan nilai gotong royong atau saling membantu dan mendukung untuk mencapai tujuan bersama, sesuai dengan tema presidensi G-20 tahun ini untuk ”Pulih Bersama”.Sementara itu, Iwan Syahril mengutarakan bahwa melalui G-20 EdWG, Indonesia mengajak dunia bergotong royong untuk menata dan membangun kembali sistem pendidikan. Hal ini guna mempersiapkan anak bangsa yang tangguh menjawab tantangan masa depan sekaligus mampu menjawab tuntutan juga Inspirasi Gotong Royong untuk Pemulihan PendidikanIwan memaparkan, ketimpangan dalam mengakses pendidikan berkualitas dan ketidaksiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja telah menjadi isu yang dihadapi dunia selama beberapa dekade terakhir. Pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir memperburuk situasi tersebut dengan memperluas kesenjangan sosial ekonomi dan membawa perubahan signifikan pada sistem pendidikan dan dunia kerja.”Fakta bahwa pandemi memberikan dampak kepada seluruh dunia dan semua orang menekankan pentingnya bagi kita semua untuk bergotong royong secara global,” kata KEMDIKBUDRISTEKChair of G-20 Education Working Group Iwan Syahril yang juga Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek kanan memimpin pertemuan pertama Kelompok Kerja Pendidikan G-20 di Yogyakarta pada 16-18 Maret lanjut Iwan memaparkan, semua negara di dunia harus bergerak sekarang. Sebab, anak-anak tidak bisa terus menunggu sekolah mereka dibuka kembali dan mengalami learning loss.”Ini bukan hanya perkara tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian, tetapi perkara anak-anak kita yang kehilangan minat belajar dan kehilangan kepercayaan diri. Ini adalah perkara calon pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak lagi berani bercita-cita,” kata Veale, Policy Officer Directorate-General for Education, Youth, Sport, and Culture Komisi Eropa, mengatakan, agenda G-20 EdWG ini merupakan momen yang tepat untuk memikirkan ulang sektor pendidikan dan menitikberatkan pendekatan yang holistik untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.”Kita perlu menggali topik solidaritas dalam semangat gotong royong yang disampaikan. Kita membutuhkan gabungan kebijakan yang ingin kita eksplorasi dalam sesi-sesi lain di EdWG ini,” kata bukan hanya perkara tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian, tetapi perkara anak-anak kita yang kehilangan minat belajar dan kehilangan kepercayaan diri. Ini adalah perkara calon pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak lagi berani bercita-citaPemanfaatan teknologiUpaya untuk membangun kembali sistem pendidikan dengan perubahan mendasar butuh pemanfaatan teknologi. Sebab, pemanfaatan teknologi digital yang strategis dan tepat dalam pendidikan merupakan kunci membangun kembali pendidikan sekaligus mendorong pembelajaran berkualitas bagi anak Pantal, International Partnerships Team Leader Department for Education Inggris, setuju bahwa teknologi digital memiliki peran penting dalam sektor pendidikan. ”Saat ini, Inggris melihat bahwa keterampilan digital merupakan hal yang penting dalam mendukung perekonomian yang sukses. Dengan melakukan investasi pada edukasi digital, kita dapat membangun program yang beragam untuk masa depan,” ucap kapasitas sebagai Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril mengatakan, teknologi tentu tidak akan menggantikan peran guru sebagai insan pendidik yang berdiri di garis terdepan. Guru di seluruh dunia juga berjuang menghadapi transisi ke pembelajaran daring yang terjadi sangat cepat. Pembatasan sosial dan mobilitas selama pandemi membawa perubahan mendasar bagi kehidupan anak-anak, terutama hilangnya keterhubungan mereka dengan lingkungan belajar yang mendukung dan LINCE NAPITUPULUPesonaEdu mengembangkan contoh sekolah virtual yang menghadirkan buku digital interaktif, learning content management system, dan guru mumpuni untuk mendukung pendidikan jarak jauh di Indonesia yang bisa dipakai di dunia. Inovasi baru PesonaEdu Academy ini untuk mendukung pendidikan digital yang selaras dengan PISA lewat pendekatan sister school ataupun untuk layanan ujar Iwan, para guru di Indonesia berhasil beradaptasi dan belajar melewati tantangan tersebut. Banyak guru yang awalnya tidak siap mengajar secara daring. Namun, para guru di Indonesia menghadapi tantangan itu. Mereka mempelajari cara-cara baru dalam mengajar dan beradaptasi. Pemerintah menjadikan hal tersebut sebagai momentum untuk mengoptimalkan digitalisasi pendidikan, salah satunya melalui platform Merdeka Mengajar yang dirancang khusus bagi guru untuk belajar dari sesamanya.”Inisiatif ini memungkinkan seluruh siswa di Indonesia memperoleh pendidikan berkualitas yang dikembangkan dari kreativitas dan ide-ide inovatif guru. Oleh karena itu, teknologi tidak akan menggantikan peran guru sebagai mentor bagi anak-anak, di mana guru akan selalu berdiri di garis terdepan untuk menentukan masa depan pendidikan, harapan, dan impian anak-anak kita,” papar menegaskan, pemanfaatan teknologi yang strategis dan tepat dalam pendidikan akan mendukung upaya semua pihak untuk membangun kembali pendidikan serta mendorong pembelajaran berkualitas bagi semua anak di dunia.
Berdasarkanuraian di atas jelas terlihat bahwa Wawasan Nusantara memiliki peranan yang penting bagi bangsa Indonesia dalam konteks NKRI, karena: 1. Wawasan Nusantara Mampu Mewujudkan Persepsi yang Sama bagi Seluruh Bangsa Indonesia. Perbedaan pendapat dan persepsi antar kelompok dalam konteks sosial dan politik berdemokrasi adalah hal yang
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Indonesia adalah sebuah Negara berkembang di suatu kawasan Asia yang lebih tepatnya Asia tenggara yang juga masih termasuk kawasan yang berkembang . Didalam sebuah Negara dan kawasan berkembang ada beberapa faktor yang sangat dibutuhkan agar dapat menjadi Negara maju ,beberapa faktor yang dibutuhkan untuk mengembangkan Negara menjadi Negara yang maju yaitu sumber kekayaan alam dan sumber daya manusia . Namun sumber kekayaan alam tidak akan berguna tanpa ditunjang dari kualitas sumber daya manusianya sendiri , berdasarkan hal tersebut lah sebagai Negara berkembang Negara Indonesia harus meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dari satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia adalah dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia sejak sedini mungkin ,dimulai dari play group/Paud ,TK , SD ,SLTP, SMA/SMK ,sampai ke Perguruan tinggi . Namun juga harus meningkatkan kualitas pelatihan-pelatihan keterampilan diluar pendidikan di Indonesia masih begitu miris dan menyedihkan banyak hal yang harus diperbaiki dimulai dari penidikan usia dini sampai perguruan tinggi . Salah satu yang menjadi kelemahan pendidikan di Indonesia adalah yang pertama bentuk kurikulumnya , kurikulum di Indonesia terlalu banyak memaksa para pelajar untuk menghafal materi bahkan hanya dengan penjelasan dan hanya membayangkan ,masih terlalu sedikit praktek yang dilakukan . sehingga membuat para pelajar sulit untuk memahami apa yang ia pelajari . Sedangkan untuk yang kedua adalah fasilitas yang masih belum merata kesemua wilayah di Indonesia . Memang tidak mudah untuk memberikan fasilitas yang memadai untuk lebih dari 17ribu penduduk Indonesia terutama didaerah daerah pelosok, tetapi setidaknya pendidikan di Indonesia harus memiliki fasilitas yang cukup untuk menunjang kualitas pendidikan dan membatu perkembangan Negara yang ketiga adalah masih rendahnya kualitas para pengajar di Indonesia ,masih banyak guru- guru yang belum memiliki kemampuan pengajaran yang baik karena banyak rakyat Indonesia yang masih belum menghargai profesi seorang guru atau pengajar dan juga masih kurangnya presiasi pemerintah untuk para guru guru di Indonesia .Tetapi dewasa ini pendidikan di Indonesia sedikit mendapat angina segar ,karena beberapa pencanangan pencanangan dan juga kebijakan kebijakan dari pemerintah . seperti kebijakan pengembangan kualitas dan penambahan jumlah SMK di Indonesia yang membuat para pelajar memiliki keterampilan lebih dan praktek yang memadai begitu juga di SMA dengan berlakunya kurikulum 2013 membuat pelajar mampu memaparkan sendiri apa yang ia pelajari sehingga para pelajar dituntut untuk memahami secara penuh bukan uuntuk menghafal materi secara penuh .Dan semakin banyaknya fasilitas yang di distribusikan ke daerah-daerah terpencil untuk meningkatkan kualitas sekolah dan tentu juga untuk meningkatkan kualitas seumber daya manusianya itu sendiri , begitu juga peningkatan kualitas para guru dan pengajar salah satu caranya adalah banyak seminar-seminar kepelatihan untuk menambah kemampuan guru dalam mengajar dan memahami keadaan para muridnya dan juga pencanangan kebijakan kesejahteraan guru yang membuat semakin banyak yang berminat mengabdi sebagai guru yang handal sehingga membuat guru lain merasa perlu untuk berkambang supaya meningkatkan daya dengan perkembangan perkembangan ini mempercepat perkembangan Negara Indonesia dan membuat Negara Indonesia menjadi Negara maju di Asia . Namun semua itu akan menjadi sia sia tanpa ada kemauan dan kontribusi kita sebagai salah satu bagian dari sumber daya manusia . Karenanya marilah bersama membangun negeri kita bersama. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Abstract Pendidikan Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri. Pada masa awal perkembangan Islam, pendidikan formal yang sistematis belum terselenggara. Pendidikan yang Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan di Indonesia pada masa pandemi COVID-19 merupakan suatu hal yangsedang dihadapi oleh pemerintah, para guru, siswa, dan orang tua siswa. Pendidikan diIndonesia saat ini sangat krusial, dimana para guru, dan siswa mengalami kesulitan. Gurukesulitan dalam mengajar secara daring, dan siswa kesulitan dalam proses pembelajaransecara daring. Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatapmuka secara langsung menggunakan jaringan harus memastikan kegiatanbelajar mengajar berjalan dengan baik. Guru dituntut untuk berfikir kreatif dan dituntut untuk selalu mengikuti daring dan menyelesaikan tugas-tugas yangdiberikan. Orang tua sangat diperlukan saat pembelajaran daring, terlebih utama untuk anakyang berada ditingkat sekolah dasar. Jaringan dan ketersediaan Internet merupakan suatupenghambat dalam proses pembelajaran. Handphone, Laptop, dan alat elektronik lainnyasebagai penunjang dalam pembelajaran sangat terbatas. Orang tua memiliki peranan penting dalam memberikan fasilitas pendidikan seperti handphone, laptop, internet, kuotadan bahan-bahan untuk mengerjakan perkerjaan rumah lainnya. Pemerintah memilikiperanan dalam memberikan fasilitas seperti, handphone ataupun laptop kepada anak-anakyang kurang mampu, memberikan kuota kepada anak-anak sekolah dan memberikan danalebih untuk kebutuhan pokok sehari-hari bagi keluarga yang tidak mampu. Dibalik masalah dan keluhan tersebut, pendidikan di Indonesia pada masa pandemiCOVID-19 memiliki sisi positif. Diantaranya, siswa maupun guru dapat menguasaiteknologi dalam menunjang pembelajaran secara daring. Guru maupun siswa dituntut bisadalam menguasai teknologi pembelajaran yang sangat beragam. Dengan adanya kebijakanwork from home WFH, mampu mempercepat penguasaan teknologi pembelajaran secaradigital dalam proses pembelajaran. Berbagai media pembelajaran jarak jauh dapat dicobadan digunakan. Contoh media pembelajaran adalah YouTube. Covid-19 menyebabkantransformasi di bidang pendidikan. Guru mengalami kesulitan dalam melaksanakanpembelajaran online. Hal ini disebabkan kurangnya media pembelajaran yang dapatmemudahkan siswa dalam belajar. Youtube dapat digunakan sebagai media pembelajaranyang membantu siswa belajar secara mandiri. Orang tua merasa terbantu dengan adanyamedia pembelajaran YouTube. Youtube dapat diakses dengan mudah. Selain itu, mediapembelajaran Youtube dapat diakses kapan saja dan dimana saja sehingga orang tua tetapdapat menemani belajar walaupun sedang bekerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwamedia pembelajaran youtube efektif dalam proses pembelajaran video yang disajikan di Youtube harus disesuaikan dengan materi, usia,dan perkembangan psikologis siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami materiyang disajikan di Youtube. Dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus DiseaseCOVID-19. Melalui Pembelajaran Online ini, seorang pendidik dapat bertatap mukadengan siswanya melalui sebuah aplikasi yang dapat diakses melalui jaringan online tidak dapat dipisahkan dari media berbasis internet, karenapembelajaran online membutuhkan akses jaringan internet. Penggunaan media berbasis internet di era pandemi global merupakan hal yang dianggap urgen atau mendesak ditengah kebijakan pemerintah untuk menghindari keramaian dalam mengantisipasipenyebaran pandemi global. Pembelajaran online menghadirkan tantangan tersendiri bagipara guru. Sejumlah tantangan positif antara lain Pertama, mendemonstrasikankemampuan guru dalam memanfaatkan media teknologi dengan presentasi melalui Zoom, pemberian tugas melalui Google Classroom, dan pre-test atau post-test dengan kuis. Kedua,menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif dalam batasan waktu. Hal ini dapatdilakukan dengan menyusun RPP yang berkualitas dan menyusun langkah-langkahpembelajaran yang detail. Guru dan siswa dapat menetapkan tujuan pembelajaran sesuaidengan ketersediaan waktu dan memilih materi yang akan disampaikan dengan langkah-langkah yang tepat dan akurat. Disini guru juga dituntut untuk mengatur waktu dengan baik. Ketiga, adalah bagaimana guru mampu menyatukan persepsi dan konsentrasi siswayang berjauhan. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh guru yang memiliki visi yang jelasdalam pembelajaran dan mampu membentuk ikatan batin dengan siswa denganmenjalankan perannya sebagai motivator, fasilitator, mediator, dan komunikator. Keempat, menyampaikan pesan menjadi anak tangguh, mengingat kondisi masyarakat sedang diujifisik dan mental akibat penyebaran Covid-19 yang berdampak pada pembelajaran siswayang serba terbatas dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan siswa harusmampu beradaptasi dengan hal-hal baru. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Pol Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. Tulisan ini berupaya menunjukkan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai implementasi ketahanan nasional dalam rangka menghadapi era post truth, [1] untuk mendukung pembangunan nasional, [2] (Post Truth yang berdampak pada tergerusnya nilai-nilai kebangsaan dan pelemahan ketahanan nasional yang